Semarang, 1 Februari 2025 — SMP Maria Mediatrix Semarang menyelenggarakan In House Training (IHT) selama dua hari pada 30-31 Januari 2025. Kegiatan ini diikuti oleh seluruh tenaga pendidik dan dipandu oleh narasumber Ibu Maria Anna Dwi Tjahjarini, S.Pd. untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dalam menyambut kebijakan pendidikan terbaru.

Fokus pada Penguatan Teknologi dan Kebijakan Pendidikan IHT hari pertama (30 Januari 2025) dibuka dengan registrasi peserta, dilanjutkan sambutan oleh Kristian Purwoatmojo, S.Pd., M.Pd. selaku Kepala SMP Maria Mediatrix. Pada sesi utama, guru-guru diajak mendalami pemanfaatan Artificial Intelligence (AI) dalam pembelajaran oleh Krisantus Ardy Barata, S.Pd., serta praktik penyusunan perangkat ajar berbasis teknologi. Pada kesempatan ini, hadir juga Tim dari Erlangga dengan memaparkan produk dan perangkat pembelajaran terkini.

Hari kedua (31 Januari 2025) difokuskan pada pemahaman kebijakan pendidikan nasional. Sri Sarmini, S.Pd., M.Pd., Pengawas SMP Kota Semarang, menjadi narasumber utama dalam sesi Kebijakan Pendidikan. Selain itu, kepala sekolah juga memaparkan program Deep Learning dan 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat sebagai landasan penguatan karakter siswa.

Kombinasi Serius dan Santai
Selain materi inti, acara diisi dengan ice breaking oleh Ibu Yudith serta sesi Rumah Pendidikan untuk merefleksikan peran guru dalam membangun ekosistem belajar yang humanis. Peserta juga menyusun rencana aksi untuk semester genap, dipandu oleh Bapak Taufan Febrianto, M.Pd., sebagai koordinator pelatihan.

Dukungan Penuh dan Kolaborasi
Kegiatan ini melibatkan kolaborasi antarpimpinan, termasuk kehadiran Sr. M. Susanna OSF (Koordinator Kompleks Bangkong). “IHT ini menjadi momentum untuk menyelaraskan visi pendidikan kami dengan perkembangan teknologi dan kebijakan terbaru. Semoga guru-guru semakin siap menghadapi dinamika pembelajaran di era yang baru,” ujarnya pada sesi pembukaan hari kedua.

Tantangan dan Kebijakan

Tak dapat dipungkiri bahwa pendekatan pembelajaran baru memerlukan kebijakan baru guna menyelaraskan tujuan pembelajaran. Guru harus siap mengubah dan menyesuaikan tujuan pembelajaran antara lain:
Membentuk karakter anak Indonesia yang sehat, disiplin, religius, berpengatahuan, dan peduli terhadap lingkungan, Menanamkan kebiasaan positif sejak dini sehingga menjadi budaya baik.