Video conferencing adalah teknologi yang memungkinkan pengguna yang berada pada lokasi yang berbeda untuk mengadakan pertemuan tatap muka tanpa harus pindah ke satu lokasi bersama. Teknologi ini sangat nyaman serta praktis bagi para penggunanya yaitu siswa guru dan semua pelaku Pendidikan. Sehingga Pendidikan dapat di jalankan dari berbagai kota atau bahkan negara. Hal ini tentu sangat membantu di masa pandemi seperti saat ini.
Fungsi dan manfaat video conference
Sejak COVID-19 disahkan sebagai pandemi internasional, semua tempat di seluruh dunia terpaksa di tutup, banyak negara melakukan karantina skala besar. Tidak hanya perkantoran atau fasilitas umum, sekolah tidak luput dari penutupan. Hal ini tentu membawa dampak sangat besar bagi keberlangsungan Pendidikan. Maka video conference berfungsi sebagai sarana menggantikan pembelajaran tatap muka yang di tiadakan. Pendidikan tetap dapat berlangsung meskipun berada di tempat yang berbeda.
Rekomendasi aplikasi video conference
Dunia maya adalah dunia yang selalu berkembang dan selalu memberikan inovasi teknologi terbaru setiap saat. Tidak terkecuali adalah aplikasi- aplikasi konferensi online yang semakin menjamur saat ini. Berikut ini 8 rekomendasi aplikasi video conference yang bisa kita coba.
Zoom
Aplikasi populer ini adalah salah satu aplikasi yang mengalami peningkatan penggunaan terbesar sejak pandemi. Zoom Cloud Meeting menawarkan banyak fitur dan kemudahan yang bisa Anda coba mulai dari penggunaan gratis hingga paket premium berbayar. Anda dapat mengundang hingga 100 partisipan online meeting dengan dukungan perekaman video, text chatting, audio-only dan lain sebagainya.
Google Meet
Selain Google Classroom yang dapat mengakomodasi kelas online, Google juga mempunyai Google Meet untuk melakukan konferensi online. Untuk menggunakan aplikasi ini, Anda memerlukan akun G Suite yang akan memudahkan Anda untuk mengundang banyak peserta. Jika Anda menginginkan lebih banyak fitur, Anda dapat mencoba G Suite Enterprise sebagai paket premium.
Go To Meeting
Web conferencing software ini juga aplikasi yang patut Anda coba. Fitur- fitur andalannya antara lain adalah mengatur ruang pertemuan online pribadi dengan URL, berbagi real- time desktop, merekam semua pertemuan online dan menyimpannya di cloud computing. Meski berbayar, Anda juga dapat mencoba versi gratis dari Go To Meeting.
Slack
Tampil dengan penuh warna dan menawarkan dukungan fitur- fitur yang menarik, Slack juga datang menawarkan versi gratis yang fungsional seperti halnya versi premium berbayar. Slack juga sudah terintegrasi dengan pengguna Google yang menggunakan Google Drive, Dropbox bahkan platform media sosial seperti Twitter.
Skype
Jauh sebelum mengenal aplikasi konferensi online lainnya, kita lebih dulu mengenal Skype. Bahkan ternyata Skype juga mempunyai Skype Business yang bisa mengakomodasi pertemuan konferensi video hingga 250 orang bagi Anda yang berlangganan Microsoft Office 365. Beberapa fiturnya adalah berbagi desktop, kolaborasi online dan juga kemampuan merekam pertemuan online.
Join Me
Meski merupakan aplikasi video conference yang relatif baru jika dibandingkan dengan aplikasi serupa yang lain, Join Me datang menawarkan banyak fitur dan kemudahan bahkan untuk usaha skala kecil sekalipun. Anda dapat mencoba versi gratis Slack atau versi premium berbayar yang menawarkan lebih banyak fitur- fitur fungsional.
Ring Central
Aplikasi RingCentral memungkinkan Anda untuk dengan mudah beralih dari panggilan telepon, rapat video dan obrolan tim peserta dimana saja mulai dari rumah maupun secara mobile. Dengan semua yang Anda perlukan berada di satu tempat, Anda dan tim Anda akan menghemat banyak waktu dan tetap fokus dalam rapat online Anda.
WebEx
WebEx adalah aplikasi panggilan Video / Audio Conference desktop multi-fungsional. Aplikasi ini tidak membatasi penggunanya, Anda dapat mengadakan pertemuan di WebEx pada Windows dan Mac. fitur- fiturnya adalah video konferensi berkualitas HD, obrolan online, tools untuk berbagi presentasi, aplikasi desktop seperti papan tulis online, anotasi dan lainnya.
Setiap
tanggal 8 Desember, Gereja merayakan Hari Raya Santa Perawan Maria Dikandung
Tanpa Noda Dosa (Maria Immaculata). Yayasan
Marsudirini berada dalam perlindungan Santa Perawan Maria Dikandung Tanpa Noda Dosa. Kepada seluruh keluarga besar
Yayasan Marsudirini (para suster, bapak-ibu guru, tenaga kependidikan, staf
administrasi, dan tenaga pelaksana), saya ucapkan: Proficiat dan Selamat merayakan pesta pelindung.
Dalam
buku ”12 Katekese, Renungan dan Doa Bunda
Maria” (Kanisius, 2019), saya mensharingkan bahwa di Italia hari raya ini
menjadi hari libur nasional. Kantor dan sekolah pun libur. Di sana ada perayaan
meriah untuk merayakan misteri agung Maria
Immaculata tersebut. Bahkan ada tradisi, di mana Sri Paus mengadakan
penghormatan kepada Bunda Maria dengan berdoa di Basilika Maria Maggiore
(Basilika terbesar yang dipersembahkan untuk Bunda Maria). Selain itu, Bapa Suci
dan umat mengadakan ibadah meriah dan Bapa Suci mempersembahkan rangkaian bunga
di patung Bunda Maria yang ada di depan Kantor Kongregasi Propaganda Fide (Evangelisasi untuk BangsaBangsa), di dekat Spanish
Steps, Roma[1].
Puji Tuhan, 8 Desember 2018 yang lalu saya bisa mengikuti perayaan tersebut
saat masih studi di Roma. Pada tahun 2018 yang lalu Paus Fransiskus ”curhat” pada Bunda Maria dan mohon doa restu. Berikut ini kutipan
doa Bapa Suci:
Bunda yang dikandung tanpa noda,
pada hari rayamu, yang begitu sayang
terhadap seluruh umat Kristiani,
saya datang untuk memberi
penghormatan kepadamu di jantung
kota Roma.
Di dalam jiwaku sendiri, aku menyandang umat
Gereja ini, dan semua orang yang tinggal di kota ini, terutama orang-orang
sakit,
dan semua orang yang, karena berbagai
situasi mereka, merasa sulit untuk terus berjalan.
………….
Ya Bunda Yesus,
Saya memohonkan kepadamu satu hal lagi pada Masa Adven ini,
memikirkan hari-hari ketika engkau dan Yusuf
khawatir tentang kelahiran anakmu yang sudah dekat, khawatir karena ada sensus
yang sedang berlangsung dan engkau juga harus meninggalkan Nazaret kampung
halamanmu dan pergi ke Betlehem.
Engkau tahu apa artinya membawa kehidupan di dalam rahimmu
dan merasakan ketidakpedulian,
penolakan, bahkan penghinaan, di sekitarmu.
Itu sebabnya saya memohon kepadamu untuk
dekat dengan keluarga-keluarga yang hari ini di Roma, di Italia, dan di seluruh
dunia mengalami berbagai situasi serupa,
semoga mereka tidak diterlantarkan, tetapi
semoga hak-hak mereka dilindungi,
hak asasi manusia yang memiliki prioritas di
atas kebutuhan apa pun, betapapun masuk akalnya.
Bunda Maria : Model Kebajikan dan Iman
Dalam
salah satu wejangannya dalam doa Angelus di Roma, Paus Fransiskus mengatakan, “Dengan membawa Yesus, Bunda Maria membawakan
kita juga sebuah sukacita baru,
penuh makna. Ia membawakan kita kemampuan
baru untuk melewati saat-saat yang menyakitkan dan sulit dengan iman; ia
membawakan kita kemampuan belas kasihan,
saling mengampuni, saling memahami, saling mendukung.Maria adalah sokoguru kebajikan dan iman.… Dan kita mohon kepadanya
untuk melindungi dan mendukung kita, agar kita sudi memiliki iman yang kuat, penuh sukacita dan berbelas kasih; agar ia
membantu kita untuk menjadi orang-orang
kudus, untuk bertemu dengannya suatu hari di surga”[2].
Bunda Maria adalah model atau sokoguru
kebajikan dan iman(Maria è modello
di virtù e di fede) bagi kita dari masa ke masa. Kita harus bangga menjadi
orang Katolik. Salah satunya karena Bunda Maria mempunyai peranan khusus dalam hidup beriman Katolik. Ia menjadi sokoguru
kebajikan dan iman. Saya mengajak Anda semua untuk tekun berdevosi pada Bunda
Maria, terus menimba spiritualitas hidup dari Bunda Maria, dan mendalami
ajaran-ajaran Gereja terkait dengan Bunda Maria dalam sejarah keselamatan
manusia. Salah satu ajaran Gereja tersebut adalah Ajaran Gereja tentang Maria Immaculata.
Ajaran
Gereja tentang Maria Immaculata ini
disampaikan oleh Paus Pius IX pada
tanggal 8 Desember 1854. Bapa Suci melihat kelesuan rohani dalam dunia modern.
Lalu beliau ingin membangkitkan kembali kehidupan rohani umat dengan
menampilkan kembali teladan Bunda Maria dan perannya dalam sejarah keselamatan
manusia. Ajaran Gereja (dogma) ini mau mengungkapkan bahwa Perawan Maria
dikandung dalam rahim ibunya, yaitu Santa Anna, tanpa dosa asal, dosa Adam dan
Hawa. Maria adalah satu-satunya manusia yang dianugerahi karunia ini. Ia
memperoleh keistimewaan ini karena ia menjadi ”bejana yang kudus” dimana Yesus, Putera Allah, akan lahir ke dunia
melalui rahimnya. Rahim Bunda Maria menjadi ”tabernakel” pertama karena di sanalah bersemayam Yesus yang
Mahakudus.
Mewahyukan dan Menasihati
Sosok
Bunda Maria kerapkali dihubungkan dengan devosi
dan tempat-tempat peziarahan, seperti: Gua Maria Lourdes Sendang Sono
(Promasan), Sendang Jatiningsih (Klepu), Sendang Sriningsih (Jali-Dalem), Gua
Maria Lawangsih (Nanggulan), Sendang Ratu Kenya (Danan-Wonogiri), Gua
Maria Kerep Ambarawa (Semarang), Gua
Maria Marganingsih (Bayat-Klaten), Gua Maria Tritis (Wonosari), Taman Doa Bunda
Maria Ratu Katentreman dan Karaharjan (Gantang, Banyutemumpang), Taman Doa
Santa Maria Faatima (Ngrawoh, Sragen), Gua Maria Pohsarang
(Kediri), Gua Maria Sawer Rahmat
(Cisantan-Kuningan), Gua Maria Ratu Kesederhanaan (Nusakambangan-Cilacap), Gua
Maria Palasari (Bali), Graha Bunda Maria Annai Velangkanni (Tanjung Selamat-Medan), Gua Maria Lourdes
(Perancis), dsb.
Dalam
sejarah Gereja, Bunda Maria diyakini pernah menampakkan diri dengan memberikan pewahyuan dan nasihat. Dalam
beberapa penampakannya, Bunda Maria memperkenalkan diri sebagai Dikandung Tanpa
Noda Dosa. Pada tahun 1531 di Guadalupe,
Spanyol, Bunda Maria mengatakan kepada Juan Diego, “Akulah Perawan Maria yang tak bercela, Bunda dari Allah yang benar”.
Pada tahun 1830, Maria mengatakan
kepada Santa Katarina Laboure agar dibuat Medali Wasiat dengan tulisan, “Maria yang dikandung tanpa noda dosa,
doakanlah kami yang berlindung padamu.” Terakhir, pada tahun 1858 kepada Santa Bernadeta di Lourdes, Bunda Maria
mengatakan, “Akulah yang Perawan Suci
Dikandung Tanpa Noda Dosa”[3].
Dasar Tradisi Suci tentang Maria Immaculata
8. Sejak zaman para Bapa Gereja sudah
berkembang ajaran tentang kesucian Bunda Maria. Para Bapa Gereja menyebutkan
bahwa Bunda Maria sebagai seorang yang
dipenuhi rahmat Tuhan, Tabut Perjanjian Baru, dan karena itu tidak berdosa.
Para Bapa Gereja mengajarkan demikian[4]:
Santo Irenaeus (180): “Hawa, dengan
ketidaktaatannya [karena berdosa] mendatangkan kematian bagi dirinya dan
seluruh umat manusia, … Maria dengan ketaatannya [tanpa dosa] mendatangkan
keselamatan bagi dirinya dan seluruh umat manusia…. Oleh karena itu, ikatan
ketidaktaatan Hawa dilepaskan oleh ketaatan Maria. Apa yang terikat oleh
ketidakpercayaan Hawa dilepaskan oleh iman Maria” (St. Irenaeus, Against Heresies, 189 AD, 3:22:24).
Santo Hippolytus (235): “Ia adalah
tabut yang dibentuk dari kayu yang tidak dapat rusak.
Sebab dengan ini ditandai bahwa
Tabernakel-Nya dibebaskan dari kebusukan dan kerusakan” (St. Hippolytus, Orations Inillud, Dominus pascit me).
Santo Athanasius (373), “O, Perawan yang
terberkati, sungguh engkau lebih besar daripada semua kebesaran yang lain.
Sebab siapakah yang sama dengan kebesaranmu, O tempat kediaman Sang Sabda
Allah? Kepada ciptaan mana, harus kubandingkan dengan engkau, O Perawan? Engkau
lebih besar daripada semua ciptaan, O Tabut Perjanjian, yang dilapis dengan
kemurnian, bukannya dengan emas! Engkau adalah Tabut Perjanjian yang didalamnya
terdapat bejana emas yang berisi manna yang sejati, yaitu: daging di mana
Ke-Allahan tinggal” (St. Athanasius, Homily
of the Papyrus of Turin, 71:216).
Santo Ambrosius (387): “Angkatlah
tubuhku, yang telah jatuh di dalam Adam. Angkatlah aku, tidak dari Sarah,
tetapi dari Maria, seorang Perawan, yang tidak saja tidak bernoda, tetapi
Perawan yang oleh rahmat Allah telah dibuat tidak bersentuh dosa, dan bebas
dari setiap noda dosa” (St. Ambrose, Commentary
on Psalm 118: Sermon 22, no.30, PL 15, 1599).
Santo Agustinus (415): “Kita harus
menerima bahwa Perawan Maria yang suci, yang tentangnya saya tidak akan mempertanyakan
sesuatupun ketika kita membicarakan tentang dosa, demi hormat kita kepada
Tuhan; sebab dari Dia kita mengetahui betapa berlimpahnya rahmat untuk
mengalahkan dosa di dalam segala hal telah diberikan kepadanya, yang telah
berjasa untuk mengandung dan melahirkan Dia yang sudah pasti tidak berdosa”
(St. Augustine, Nature and Grace
36:42).
Santo Severus (538): “Ia [Maria] …sama
seperti kita, meskipun ia murni dari segala noda, dan ia tanpa noda” (St.
Severus, Hom. cathedralis, 67, PO 8,
350).
Santo Germanusdari Konstantinopel (733), mengajarkan tentang Maria sebagai yang
“benar- benar terpilih, dan di atas
semua, …melampaui di atas semua dalam hal kebesaran dan kemurnian kebajikan
ilahi, tidak tercemar dengan dosa apapun” (Germanus dari Konstantinopel, Marracci in S. Germani Mariali).
Bunda yang Transformatif dan Inspiratif
Bunda
Maria mempunyai peranan yang sangat istimewa dalam sejarah keselamatan umat
manusia. Ia adalah Bunda yang transformatif.
Artinya, pribadi yang memiliki kesediaan
dan keterbukaan untuk berubah dan diubah (gerak ke dalam), sekaligus pribadi
yang memiliki daya/ kekuatan untuk mengubah atau membawa perubahan (gerak ke luar). Dialah sosok wanita yang
bersedia menjawab panggilan Tuhan untuk mengandung, melahirkan dan membesarkan
Yesus, Sang Juru Selamat manusia. Dia siap menyaksikan sendiri putranya
memanggul salib, dihina dan diolok-olok. Dia juga setia mengikuti Yesus sampai
di puncak Golgota. Tak hanya itu, Bunda Maria pun menerima jenasah Yesus dengan
tegar setelah Yusuf Arimatea menurunkan jenasah Yesus dari salib. Ia memangku
jenasah sang putra dengan iman yang kuat. Sampai seorang seniman Italia, Michelangelo Lodovico Buonarroti Simoni[5]
(1475-1564), merefleksikan dan menghasilkan sebuah mahakarya dalam bentuk patung
Pietà, dimana Bunda Maria digambarkan sedang memangku jenasah Yesus
dengan tegar.
Patung
Pietà ini dibuat oleh Michelangelo pada tahun 1498-1499 atas permintaan duta
besar Perancis pada bulan November 1497. Patung ini merupakan sebuah patungmarmeryang pada mulanya
dipersembahkan sebagai monumen di makamKardinalPerancisJean de Billhèresde
Lagraulas[6].
Tetapi kemudian patung ini ditempatkan di dalam Basilika Santo Petrus di
Vatikan, Roma,Italiapadaabad ke–18sampai sekarang ini.
Patung Pietà ini memiliki komposisi piramida, suatu hal yang jarang untuk masa
renaisans. Untuk mengimbangi tubuh Yesus yang besar, tubuh Bunda Maria
ditunjang lebih oleh volume pakaiannya, bukan tubuhnya sendiri, dan lipatan
kain diperlihatkan sangat detail dan halus. Patung Bunda Maria yang memangku
jenasah Yesus itu sekarang ini menjadi salah satu sarana untuk devosi umat yang
sangat terkenal.
Kesiapsediaan
dan ketegaran Bunda Maria tersebut memberikan daya ubah atau kekuatan untuk
mengubah, membawa perubahan dalam diri banyak orang, termasuk kita yang hidup
pada zaman sekarang ini. Kita bisa meneladan Bunda Maria dalam keterbukaannya menanggapi panggilan Tuhan
dan menjalani segala resiko sekaligus konsekwensinya tanpa mengeluh. Orang
Jawa bilang, ”Nek wedi aja wani-wani, nek
wani aja wedi-wedi”. Singkatnya, Bunda Maria menjadi pribadi transformatif
dan inspiratif lewat pengalaman sapta
duka nya. Berikut ini sapta duka
Bunda Maria tersebut:
Duka
ke-4 : Yesus bertemu bunda-Nya di jalan salib (Perhentian Jalan Salib ke-4)
Duka
ke-5 : Yesus wafat di kayu salib (Yoh 19 : 25-27)
Duka
ke-6 : Yesus diturunkan dari kayu salib (Yoh 19 : 40)
Duka
ke-7 : Yesus dimakamkan (Yoh 19 : 38-42)
Membantu Mengurai Masalah Kita
Santo Yohanes Paulus II (1920-2005)
pernah menggaungkan kembali ajaran tentang Bunda Maria dalam ensikliknya Redemptoris Mater (RM), yang dikeluarkanpada tanggal 25 Maret 1987. Ensiklik ini merupakan dokumen tentang Bunda Maria yang paling
berorientasi Biblis dan Ekumenis dalam sejarah Gereja. Bapa Suci Yohanes
Paulus II menegaskan bahwa Gereja memandang Maria secara keibuan hadir dan ikut
ambil bagian pada banyak permasalahan rumit yang hari ini dihadapi oleh hidup
orang per orang, keluarga-keluarga dan bangsa-bangsa. Gereja meyakini bahwa
Bunda Maria membantu orang-orang Kristiani yang berada dalam perjuangan
terusmenerus antara baik dan buruk, untuk memastikan bahwa mereka ’tidak jatuh
ke dalam dosa’, atau jika ternyata terjatuh, maka akan bangkit kembali. Hal ini
menyatakan bahwa Bunda Maria sungguh peduli dan terlibat dalam perjuangan hidup
kita.
Peristiwa mukjizat di Kana menjadi
contoh peranan Bunda Maria (Bdk. Yoh
2:1-11). Di kota Kana diperlihatkan satu segi konkrit kebutuhan manusia, satu
kejadian dan tampaknya tidak begitu penting (“anggurnya habis”). Namun hal itu
memiliki makna simbolik, dimana Bunda Maria datang untuk menolong kebutuhan
manusia. Bapa Suci Yohanes Paulus II menegaskan, ”Maria menempatkan diri antara Putera-Nya dan umat manusia dalam situasi
kekurangan, kebutuhan dan derita mereka. Dia menempatkan diri ‘di
tengah-tengah’, yaitu dia berlaku
sebagai perantara, tidak sebagai orang luar, melainkan dalam kedudukannya
sebagai seorang ibu. Maria sadar, bahwa sebagai ibu, dia dapat menyampaikan
kepada Sang Putera, kebutuhan manusia, dan bahkan, dia ’berhak’ untuk berbuat
demikian. Bahwa Maria berdiri di tengah antara Kristus dan manusia dengan
demikian mengandung sifat sebagai pengantara: Maria ‘menjadi perantara’ bagi manusia”…. Di Kana, berkat perantaraan Maria dan ketaatan para pelayan, Yesus
mulai dengan ‘saat-Nya’. Di Kana Maria menunjukkan kepercayaannya kepada Yesus:
Iman Maria menyebabkan tertampilkannya
‘tanda’ pertama Yesus dan membantu
membangkitkan iman para murid” (RM, no. 21).
Dalam
rangka “Tahun Rosario” (Oktober 2002 s/d. Oktober 2003), Paus Yohanes Paulus II menerbitkan Surat Apostolik Rosarium Virginis Mariae (RVM) pada 16
Oktober 2002. Dalam Surat Apostolik itu Bapa Suci memperkenalkan lima peristiwa
baru dalam doa rosario, yaitu misterimisteri Cahaya/Terang. Peristiwa “Perkawinan di Kana” merupakan
misteri cahaya yang kedua. Dalam refleksi atas misteri cahaya ini Paus
Yohanes Paulus II menulis demikian, “Tiap
misteri ini merupakan suatu perwahyuan Kerajaan Allah yang saat ini hadir dalam
pribadi Yesus itu sendiri. … Misteri cahaya lain adalah yang pertama dari
tanda-tanda yang diberikan di Kana (bdk. Yoh 2:1-12), ketika Kristus mengubah
air menjadi anggur dan membuka hati murid-murid kepada iman, berterima kasih kepada campur tangan Maria,
yang pertama di antara orang-orang beriman” (RVM, no. 21).
Devosi Bunda Pengurai Simpul Masalah
15. Pada Hari Raya Santa Perawan Maria Dikandung Tanpa Noda (Maria Immaculata tanggal 8
Desember di Argentina ada perayaan “Hari Raya Perawan Pengurai Simpul” (la Virgen Desatanudos). Hal ini adalah sebuah devosi Marianis
yang paling populer bagi umat Katolik Argentina. Devosi ini juga merupakan
devosi yang paling disukai oleh Paus Fransiskus. Bahkan dia menjadi salah
satu pribadi yang mempromosikan devosi ini. Pada saat itu Jorge Mario
Bergoglio (kini: Paus Fransiskus) sedang studi di Jerman, ia terkagum-kagum
akan sebuah lukisan bergaya Bavarian dengan judul “Maria Suci, Bunda Pengurai Simpul Ikatan”. Bergoglio memperoleh
salinan
lukisan tersebut dan membawanya ke
Argentina, kemudian mempromosikan devosi kepada Maria dengan gelar tersebut.
Tak disangka, devosi ini mendapat tempat di hati umat Katolik Argentina.
Dari mana asal usul devosi Perawan Pengurai
Simpul Masalah ini? Devosi ini dimulai di Jerman sekitar tahun 1700. Atas
perintah Pastor Heironymus Ambrosius Langenmantel, pelukis Johann Melchior
Georg Schmittdner membuat lukisan Bunda Maria dengan diilhami kata-kata Santo
Ireneus. Santo Ireneus (martir yang wafat tahun 202) menyatakan bahwa “Simpul yang disebabkan oleh ketidaktaatan
Hawa telah diuraikan karena ketaatan Maria. Apa yang diikat oleh perawan Hawa
karena ia tidak percaya, telah dilepaskan oleh perawan Maria karena imannya”.
Lukisan Perawan Maria Pengurai Simpul ini kemudian dihormati sejak tahun 1706
di Ausburg Jerman. Nama aslinya adalah “Nuestra
Señora de Knotenlöserin”. Lukisan ini digantung di gereja kuno Santo Petrus
di Perlack, Augsburg, Jerman. Melalui devosi ini, umat beriman mohon doa perantaraan Bunda Maria untuk membantu
menyelesaikan kesulitan-kesulitan hidup dan mengurai simpul-simpul yang menghalangi mereka untuk bersatu dengan
Allah. Lukisan bergaya Baroc ini menunjukkan seorang malaikat yang
menyorongkan sebuah tali penuh dengan simpul kepada Bunda. Simpul-simpul ini
melambangkan dosa asal dengan semua akibatnya.
Latar
belakang adanya lukisan tersebut terkait dengan pergulatan pernikahan kakek-nenek Pastor Heironymus Ambrosius
Langenmantel tersebut, yang bernama Wolfgang dan Sophia. Wolfgang dinikahkan
dengan seorang putri bangsawan bernama Sophia, yang derajat kebangsawanan
keluarganya lebih tinggi dari keluarganya. Mungkin karena hal ini Sophia yang
merasa derajatnya lebih tinggi, lebih suka membawa maunya sendiri, sehingga
pernikahan mereka sering cekcok dan diambang perceraian. Singkat cerita,
Pasutri Wolfgang – Sophia tidak jadi bercerai berkat bimbingan Pastor Jakob
Rem, seorang imam Yesuit yang memiliki devosi kuat pada Bunda Maria. Pastor Jakob
mengajak Wolfgang untuk berdoa bersama dan menyerahkan permasalahan tersebut
kepada Bunda Maria. Dengan membawa tali pernikahan penuh simpul, Pastor Jakob
mengajak Wolfgang untuk berdoa bersama di hadapan Bunda Maria. Seusai mereka
berdoa, mereka melihat bahwa tali pernikahan tersebut menjadi berkilat putih
mempesona. Dan simpul-simpul mati yang sebelumnya terikat kuat (mungkin karena
dibuat dalam kondisi emosi, sehingga terikat mati dan sulit diurai) menjadi
longgar, sehingga mudah diurai. Pastor Jakob pun menguraikan simpul itu satu
persatu, menyerahkan kembali ke Wolfang, dan memintanya kembali ke rumah. “Bunda Maria telah mengabulkan doamu, bawa
kembali tali pernikahan ini, batalkan rencana perceraianmu. Pertahankan
pernikahanmu dengan Sophia sampai ajal menjemput”, tutur Pastor Jakob.
Akhirnya, pernikahan mereka berlanjut
sampai mereka mempunyai beberapa anak dan cucu. Dalam kurun waktu 85 tahun
kemudian, cucu Pasutri Wolfgang – Sophia, yakni Pastor Heironymus Ambrosius
Langenmantel, menyumbangkan sebuah altar keluarga pada tahun 1700. Dia
menugaskan seorang pelukis terkenal Johann Melchoir Georg Schmittdner untuk
membuat lukisan kisah penyelamatan pernikahan kakek-neneknya oleh Bunda Maria.
Bunda Maria diyakini membantu menguraikan simpul-simpul permasalahan dalam
pernikahan kakek-neneknya. Di bawah lukisan Bunda Maria tersebut digambarkan
juga kakeknya yang dituntun oleh Malaikat Rafael melewati masa perselisihan
pernikahannya (yang diilhami oleh kisah malaikat Rafael menemani perjalanan
Tobia untuk menemui Sara calon istrinya).
18. Berikut ini teks Doa kepada Santa Perawan Maria Pengurai Simpul Masalah:
Santa Maria, yang
dipenuhi dengan kehadiran Allah,
selama hidupmu di dunia,
dengan rendah hati engkau senantiasa
mengikuti kehendak Bapa,
sehingga kejahatan tidak dapat mengganggumu
dengan kebohongannya.
Engkau menjadi perantara kami kepada Putramu
dalam setiap kebutuhan.
Engkau memberi teladan dengan kesederhanaan
dan kesabaran yang sempurna, supaya kami dapat mencari jalan keluar dalam
setiap masalah kehidupan.
Engkau adalah Bunda kami,
uraikanlah segala simpul masalah yang
membingungkan dan buatlah kami agar lebih dekat pada Tuhan.
Santa Maria, Bunda Allah dan Bunda kami,
Engkau menyelesaikan masalah kehidupan kami
dengan kasih keibuanmu.
Terimalah dalam tanganmu masalah yang dihadapi oleh …. (sebutkan nama diri sendiri atau nama
yang didoakan)
dan bebaskanlah dari jerat musuh yang jahat.
Melalui perantaraan dan teladanmu,
Bebaskanlah kami dari segala kejahatan
dan uraikanlah setiap simpul yang memisahkan
kami dari persekutuan dengan Allah.
Bebaskanlah kami dari segala kebingungan dan
kesalahan, sehingga kami dapat menyiapkan hati sebagai tempat kediaman-Nya, dan
dapat melayani Dia dalam kehidupan kami. Amin.
19. Pertanyaan
Refleksi : Apakah Anda mempunyai pengalaman pribadi terkait devosi pada
Bunda Maria?Inspirasi apa yang bisa
Anda timba dan teladani dari Bunda Maria Immaculata?
***
Sumber
Referensi :
A.
Comastri, Ecco la tua Mamma, Vatican,
Shalom, 2009.
Frida
Giannini, dkk., Guida alla Basilica di
San Pietro, Libreria Editrice Vaticana, Roma, 2005.
Y.
Gunawan, Pr., 12 Katekese, Renungan dan
Doa Bunda Maria, Kanisius, Yogyakarta, 2019.
Yohanes
Paulus II, Ensiklik Redemptoris Mater,
25 Maret 1987.
Yohanes
Paulus II, Surat Apostolik Rosarium
Virginis Mariae, 16 Oktober 2002.
[5] Michelangelo dikenal sebagai seorang pelukis,
pemahat, pujangga, dan arsitek zamanRenaissance.
[6] Frida Giannini, dkk., Guida alla Basilica di
San Pietro, 72.
[1]
Imam Diosesan Keuskupan Agung Semarang yang
ditahbiskan oleh Mgr. Johannes Pujasumarta pada tanggal 29 Juni 2010.
Menyelesaikan studi Sarjana (S1) Teologi di Fakultas Teologi Universitas Sanata
Dharma, Yogyakarta (2003-2007). Di tempat yang sama menyelesaikan studi S2
Magister/Licenciat Teologi Dogmatik (2010-2012). Pernah berkarya di Paroki
Banyumanik (2012-2016), Paroki Sambiroto (2016-2017), dan menjadi Kepala Campus
Ministry dan mengajar di Unika Soegijapranata (2014-2017). Kemudian menjalani
studi lanjut lagi Magister/Licenciat bidang Teologi Spiritual dengan
spesialisasi Pembinaan Panggilan Imam di Universitas Kepausan Gregoriana, Roma
(2017-2019). Saat ini berkarya menjadi staf formator di Seminari Menengah Santo
Petrus Canisius Mertoyudan, Magelang.
Pengembangan Kompotensi Guru dalam Penanaman Nilai-nilai Karakter Peserta Didik
Menjawab kegelisahan atas kondisi zaman yang selalu berubah dan kemajuan berbagai teknologi, yayasan marsudirini komplek bangkong mengadakan workshop guru TK dan SD sekomplek Bangkong pada hari jumat-sabtu 26 -27 September 2019 bertempat di aula. workshop ini membedah beberapa hal. diantaranya 4 point kompetensi guru, pedagogik, kepribadian, sosial dan profesional.
ada banyak hal menjadi pembahasan dalam workshop ini, sehingga guru mendapatkan banyak pengalaman dan materi yang sangat berguna untuk kemajuan pendidikan karakter. workshop ini berlangsung sangat meriah dan peserta nampak antusia dalam mengikuti semua proses hingga akhir.
harapan banyak pihak bahwa workshop ini sungguh membawa dampak positif bagi pelayanan pendidikan Yayasan Marsudirini.
Yayasan Marsudirini
Komplek Bangkong sebagai bagian dari karya dan pelayanan Suster-Suster OSF selalu
berusaha meneladan semangat ibu pendiri OSF. Ibu Magdalena Daemen, semangat dan
spritualitas ini diharapkan dapat mewarnai setiap karya dan pelayanan semua
anggota Yayasan Marsudirini Komplek Bangkong, baik Suster, Guru, Karyawan,
siswa dan siswi. Spiritualitas Deus Providebit yaitu percaya akan
penyelenggaraan Ilahi. Bahwa Apa yang
terjadi dalam setiap peristiwa hidup kita pertama-tama bukan karena kehendak
kita sendiri, tetapi merupakan rencana dan penyelenggaraan
Tuhan. Penyelenggaraan Tuhan merupakan
sesuatu yang tidak mudah untuk dipahami, namun bila kita
mempercayakan sepenuhnya dalam penyertaan Tuhan, maka sesuatu
yang tidak mungkin menjadi mungkin.Yang dibutuhkan adalah kesetiaan dan
ketekunan dalam menghadapi setiap persoalan.
Penyelenggaraan Tuhan merupakan
sesuatu yang tidak mudah untuk dipahami, namun bila kita
mempercayakan sepenuhnya dalam penyertaan Tuhan, maka
sesuatu yang tidak mungkin menjadi
mungkin. Yang dibutuhkan adalah
kesetiaan dan ketekunan dalam menghadapi setiap persoalan. ”Ketika Bapa Fransiskus Assisi dalam keadaan tidak pasti untuk menentukan
ketempat mana Tuhan berkenan dilayani, ia lalu memasuki jalan pertama di
depannya. Sedangkan saya sekarang, anaknya yang rendah hati, juga tidak tahu ke mana saya harus pergi untuk mendapatkan bahan
pakaian tanpa uang.Karena itu,
saya berbuat sama seperti yang dilakukan Bapa Fransiskus Assisi,yaitu mengambil setiap jalan yang tampak di depan saya
sambil berpikir, ‘Tuhanakan menyelenggarakan’.”Kutipan ini menunjukkan bahwa Ibu Magdalena Daemen sangat percaya
bahwa Tuhan akan menyelenggarakan, dengan usaha keras tanpa putus asa, selalu
berusaha, dan berfikir, akhirnya Tuhan memberikan jalan yang tidak pernah
terpikirkan sebelumnya.
”Saya
tahu jalan keluarnya.
Ketika saya masih bekerja di luar,
saya punya sahabat seorang gadis yang
saleh. Ia sekarang menikah dengan seorang penjual kain. Suaminya banyak berbuat baik. Marikita mengunjungi mereka. Saya
yakin, mereka akan member kita bahan pakaian tanpa uang, dengan syarat, kita akan membayarnya
apabila kita mempunyai uang.” Kutipan ini menunjukkan bahwa Tuhan memberikan pertolongan kepada kita melalui
sesama kita dengan cara yang tak terduga. Maka
Deus Providebit bukanlah sebuah kepasrahan total tanpa sebuah usaha dan proses.
Ada beberapa sikap yang harus dimiliki yang dapat menunjukan bahwa kita percaya
atau menjalani spritualitas Deus Providebit setidaknya ada delapan sikap yaitu:
Percaya Tuhan
memiliki rencana terhadap hidupku
Tidak menyerah dalam
menghadapi rintangan ataupun hambatan
Tekun berdoa
Tegar dalam menghadapi
cemoohan, hinaan, ataupun ketidakpercayaan
Kegembiraan
Harapan
Syukur
Tidak patah semangat
dalam menghadapi kegagalan
Penyelenggaraan Tuhan merupakan sesuatu yang unik. Tidak setiap orang mampu menangkap
maksud Tuhan. Kadang-kadang kita tidak
menyadarinya dan cenderung mengedepankan emosi. Maka semua anggota yayasan marsudirini Komplek bangkong selalu berusaha
memurnikan motivasi dan bertekun di dalam doa agar selalu dapat menghidupi sepiritualitas
ibu pendiri dan menjadi sarana pewartaan Kerajaan Allah.
Yayasan Marsudirini Komplek Bangkong di bawah pengelolaan Suster-Suster OSF juga berspiritualitaskan Fransiskan. cara hidup dan perjalanan Santo Fransiskus menjadi sarana untuk semakin mampu menyandarkan semua karya dan pelayanan dalam penyelenggaraan Ilahi.
maka marilah kita bersama-sama membaca kronologi perjalanan hidup santo Fransiskus Asisi.
Rentang riwayat hidup St. Fransiskus dari
Asisi dimulai dari kelahirannya pada tahun 1181 (atau 1182) sampai wafatnya
pada tahun 1224. Pada rentang waktu ini, dibahas beberapa poin penting yang dibutuhkan
kehidupannya. Berikut ini kronologi acara yang dibahas diuraikan.
1181/82 (Musim panas atau musim gugur) lahir di Asisi. Waktu dipermandikan dengan nama Yohanes Pembabtis. Ketika disetujui, ia dinamai Fransiskus sebagai tempat kenangan yang baru saja dibuka oleh Prancis.
1199 – 1200 Perang Saudara di Assisi. Rakyat biasa dan warga kota kelas menengah menyerbu puri-puri (kastel) bangs bangsawan. Banyak keluarga bangsawan yang meninggalkan kota dan mengungsi ke Perugia (termasuk keluarga St. Klara).
1202 (November) Pecah perang antara Perugia dan Assisi. Fransiskus yang bertempur di pesta Assisi menjadi tawanan perang di penjara Perugia.
1204 Fransiskus sakit keras dan cukup lama pulih untuk memulihkan kesehatannya.
1204/1205 Akhir 1204 atau awal 1205, Fransiskus bergabung dengan pasukan Walter de Brienne untuk bergabung dalam perang ke Apulia (Italia Selatan). Di Spoleto (kota dekat Assisi) tempat mereka berhenti untuk bermalam, ia menerima penglihatan. Dalam mimpi, ia berbicara tentang suara yang mengatakan ingin kembali ke Assisi. Inilah awal mula pertobatannya.
1205 (musim gugur) Fransiskus mendapat perintah dari Kristus yang tersalib di San Damiano “Fransiskus, pergilah dan perbaikilah gerejaKu yang mencari roboh ini”.
1206 (Januari atau Februari) Peristiwa di depan Uskup. Bernardone meminta diterima Fransiskus mengembalikan semua harta yang telah diberikannya. Fransiskus setuju dengan menelanjangi diri mengembalikan semua pakaian yang melekat di badannya kepada bapanya. Uskup Assisi menudungi Fransiskus dengan mantolnya.
1206 (Musim Semi) Fransiskus dengan mengenakan pakaian pertapa merawat penderita lepra di Gubbio.
1206 (Musim Panas hingga Januari atau Februari) kembali ke Assisi dan membangun kembali Gereja San Damiano. Dia juga memperbaiki Gereja St. Petrus dan Gereja Ratu Malaikat di Portiuncula.
1208 (24 Februari) Fransiskus mendengarkan Injil tentang kemiskinan yang dibacakan untuk Pesta St. Mateus. Ia mengambil petikan Injil sebagai aturan hidup.
1208 (16 April) Bernardus dari Quintavalle dan Petrus Cattani bergabung dengannya. Yang lain kemudian mengikuti (23 April, Egidius bergabung).
1208 – 1209 (Musim Gugur dan Musim Dingin). Fransiskus dan para saudaranya pergi berdua-dua untuk mewartakan pertobatan.
1209 Mereka kembali ke Portiuncula. Fransiskus menulis aturan singkat untuk dirinya dan kesebelas saudaranya. Mereka pergi ke Roma meminta memohon aturan hidup tersebut. Paus Innocentius III meneguhkannya secara resmi. Saudara-Saudara ini kembali ke Rivotorto dan kemudian ke Portiuncula.
1210 (9 November) Kaum bangsawan dan warga kota.
1212 (akhir Maret) Penerimaan Klara di Portiuncula. Setelah tinggal beberapa waktu di Biara Benedictines, Klara pindah ke San Damiano. Sekitar akhir tahun, Fransiskus berangkat ke Timur (Tanah Suci). Karena cuaca buruk, kapal yang ditumpanginya terdampar di pantai Dalmatia. Ia bersama kawannya kembali ke Italia melalui Ancona.
1213 (8 Mei) Bangsawan Orlando dari Chuisi menghadiahkan La Verna (Alverna) kepada Fransiskus.
1213/1214 Sdr. Fransiskus ditemani Sdr. Bernardus berusaha untuk ke Maroko. Di Spanyol, ia jatuh sakit dan dikembalikan lagi ke Italia.
1215 Fransisku pergi ke Roma untuk pergi Konsili Lateran IV. Kemungkinan di sinilah ia bertemu dengan Dominikus untuk pertama kalinya.
1216 Paus Innocentius III wafat. Ia digantikan oleh Paus Honorius III. Tahun ini, Fransiskus menerima Indulgenti Portiuncula dari Paus Honorius III di Perugia.
1217 (5 Mei – Pentekosta) Sidang Umum di Portiuncula memutuskan untuk mengirim misionaris keluar Italia. Sdr. Egidius berangkat ke Tunisia, Sdr. Elias ke Siria, Sdr. Fransiskus ke Perancis. Namun, di Firenze (Florence), Fransiskus bertemu dengan Kardinal Hugolino yang membujuknya agar tetap tinggal di Italia.
1219 (26 Mei) Para misionaris berangkat ke Maroko.
1219 (26 Juni) Sdr. Fransiskus berlayar ke Mesir.
1219 (29 Agustus) Dia hadir dalam penyerangan perang pasukan melawan Damietta. Kemudian, ia menghadap sultan ditemani Sdr. Illuminatio.
1219 (5 November) Ia hadir dalam perebutan Damietta. Kemudian, ia bertolak ke Santo Yohanes – Acre
1220 Martir pertama Fransiskan yaitu saudara-saudara yang dibunuh di Maroko.
1220 Di Siria Fransiskus bertemu dengan Sdr. Elias dan Sdr. Petrus Catani. Dia mengunjungi tempat-tempat suci. Seorang saudara yang berbaring berasal dari Italia menganggap itu dalam Ordo timbul karena besar. Karena itu, Fransiskus segera kembali ke Italia. Ia berlabuh di Venesia dan kemudian ke Roma. Di sana ia berbicara sebagai Kardinal Hugolino sudah ditunjuk sebagai pelindung resmi (protektor) untuk para saudara dina. Pada tahun ini pula ia menetapkan kepemimpinannya sebagai pemimpin Ordo dan diganti oleh Sdr. Petrus Catani yang waktu itu ditunjuk sebagai Vikaris General.
1221 Sdr. Petrus Catani meninggal dunia dan digantikan oleh Sdr. Elias. Fransiskus menulis Anggaran Dasar yang disebut Anggaran Dasar “1221” yang tidak pernah diteguhkan baik oleh para menteri maupun oleh Bapa Suci.
1221 – 1222 Fransiskus berkeliling Italia untuk berkotbah.
1222 (15 Agustus) Fransiskus berkotbah di alun-alun Bologna.
1223 Fransiskus pergi ke Fonte Colombo untuk menyusun Anggaran Dasar definitif untuk Ordi Saudara-Saudara Dina. Anggaran Dasar ini dibahas dalam Sidang Umum dan perubahan-perubahan sampai akhirnya mendapat peneguhan dari Paus Honorius III pada 29 November. Anggaran Dasar ini sering disebut Anggaran Dasar “1223”.
1223 (25 Desember) Perayaan Natal di Grecio yang menjadi asal mula tradisi gua atau kandang natal.
1224 (15 Agustus) Sampai 30 September, Fransiskus mengadakan retret di Gunung La Verna. Ia mendapat stikmata sekitar 14 September.
1224 (Oktober) Dia kembali ke Portiuncula melalui Borgo San Sepolcro, Monte Casale, dan Citta Castello.
1224 (Desember) Dengan mengendarai perjalanan keledai, ia berkeliling untuk berkotbah di Umbria.
1225 Pada bulan-bulan pertama tahun ini, sakit mata semakin memburuk. Untuk sementara waktu, Fransiskus tinggal di San Damiano bersama dan para saudarinya. Atas perintah Sdr. Elias, Fransiskus memperbaiki perawatan medis tetapi tidak ada perkembangan. Dalam keadaan nyaris buta, ia menggubah “Kidung Saudara Matahari”.
1225 (23 Juni) Bersama Bapa Suci dan Dewan Kardinal, Kardinal Hugolinus tiba di Rietti. Mereka tinggal di sana sampai 31 Januari tahun berikutnya. Kardinal Hugolinus mengundang Fransiskus ke kota agar dapat memberikan perhatian yang mungkin diminta. Beberapa saat menginap di istana Uskup Rietti, si miskin itu menetap di dekat Fonte Colombo. Di sanalah ia melakukan pengobatan mata dengan menggunakan besi panas.
1226 Fransiskus dibawa ke Siena untuk pengobatan baru lalu kembali ke Portiuncula. Musim panas sangat kering, maka untuk mengurangi sakitnya, Fransiskus dibawa ke perbudakan Bagnara. Keadaannya makin parah. Maka ia dibawa kembali ke Assisi dan diinapkan di istana Uskup.
1226 (September) Merasa saat kematiannya sudah dekat, Fransiskus menulis wasiat dan meminta pindah membawa ke Portiuncula.
1226 (3 Oktober) Fransiskus wafat di Portiuncula pada sore hari.
1226 (4 Oktober) Ia dimakamkan di Gereja San Giorgio di Assisi.
1227 Kardinal Hugolino dipilih menjadi Bapa Suci Gregorius IX
1228 (16 Juli) Di Assisi, Paus Gregorius IX mengkanonisasi sahabatnya, Fransiskus.
1230 (25 Mei) St. Fransiskus dipindahkan ke Basilika St. Fransiskus.